Filter air limbah beraneka teknologi, Filter air Elektrokoagulasi dan Bioremediasi merupakan penyaring air
limbah yang menjadi solusi di industri atau pabrik anda. Teknologi filter air
pengolahan air limbah adalah kunci utama dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi,
yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin
bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka
jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair baik
yang melalui filter air maupun yang tidak, maka akan dibuang ke dalam tanah,
sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan
alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai
kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak
terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan
industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Penentuan suatu
sistem pengolahan air limbah yang tepat terhadap air limbah pabrik/industri
terkait erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah
terlebih dahulu. Karena itu, macam-macam industri dan karakteristik limbah
menjadi penting untuk dipaparkan dalam kaitan dengan teknologi filter air pengolahan air limbah dari industri, prinsip dasar
pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada
beberapa jenis industri.
TEKNOLOGI ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
1. Proses
Elektrokoagulasi
Salah satu Filter air limbah dapat menggunakan proses
elektrokoagulasi merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses
flokulasi-koagulasi. Proses ini dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah
radioaktif dan limbah B3 cair fase air alternatif mendampingi metode-metode
lain yang telah dilaksanakan. Kelebihan proses filter air dengan teknik
elektrokogulasi ini untuk mengolah limbah cair adalah tidak adanya penambahan
bahan kimia. Elektrokoagulasi secara teknis dapat digunakan untuk proses
pengolahan limbah efluen hasil pengolahan limbah B3 cair karena mampu mereduksi
kontaminan dalam limbah diatas 90%. Kondisi terbaik dicapai pada kuat arus 5
Ampere, waktu operasi elektrokoagulasi kontaminan selama 120 menit, yaitu memberikan
efisiensi elektrokoagulasi kontaminan.
2. Filter
air limbah teknologi bioremediasi dengan sistem tanaman air
Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini
yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya meliputi perairan air
tawar, payau sampai kelautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya
jika memperlihatkan sifat dan posisi hidupnya di perairan tanaman air dapat
dibedakan dalm 4 jenis yaitu : tanaman air yang hidup pada bagian perairanan
disebut marginal aquatic plant; tanaman air yang hidup pada bagian perairan
disebut floating aquatic. Tanaman air yang hidup melayang didalam perairan
disebut submerge aquatic plant ; dan tanaman air yang tumbuh pada dasar
peraiaran disebut the deep aquatic plant. Filter
air bioremediasi
dengan simulasi tanaman air dapat meningkatkan kualitas limbah industri /
pabrik yang meliputi kualitas fisik, kimia dan mikro biologis parameter.
Parameter limbah yang diuji mengalami peningkatan kualitas dari kondisi yang
tidak memenuhi syarat menjadi memenuhi syarat sesuai baku mutu yang telah
ditetapkan. Komposis tanaman air dan pengeceran limbah berinteraksi dalam
memberikan efek terhadap peningkatan kualitas limbah pabrik / industri pada
proses bioremediasi. Efek bioremediasi yang optimal terjadi pada percobaan yang
menggunakan 4 jenis tanaman air yaitu Mendong (Irissaibirica), teratai (Nymphae
firecrest), Kiambang (Spirodella polyrhiza) dan Hidrilla (Hydrilla
verticillata). Kualitas air limbah pabrik / industri yang telah melalui proses
bioremediasi dengan simulasi tanaman air pada umumnya telah memenuhi syarat
untuk dilepas ke lingkungan, baik ditinjau dari kualitas fisik, kimia dan
mikrobiologi.
3.
Pengolahan air limbah
pabrik/industri secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara
biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang
sebagai pengolahan yang paling murah dan praktis. Dalam beberapa dasawarsa
telah berkembang berbagai metode filter air limbah biologi dengan segala
modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan air limbah pabrik/industri
secara biologi dapat dibedakan secara 2 jenis yaitu :
a.
Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reactor)
Didalam reactor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme
tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang
banyak dikenal berlangsung dalam reactor jenis ini. Proses lumpur aktif terus
berkembang dengan berbagai modifikasinya antara lain oxidation ditch dan kontak
stabilisasi. Oxidation ditch memiliki beberapa kelebihan yaitu efisiensi
penurunan BOD dapat mencapai 85-90 % (dibandingkan 80-85 %) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90-95 %), kontak
stabilisasi memiliki kelebihan yang lain yaitu waktu detensi hidrolis total
lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD
tersuspensi melalui proses adsorbsi dalam tangki kotak sehingga tidak
diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan filter air pre-treatment.
b. Reaktor
pertumbuhan lekat (attached growth reactor)
Dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di
atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya.
Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini antara lain trickling
water filter, cakram biologi, filter air terendam dan reaktor fludisasi.
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar
80-90%.
Ditinjau
dari segi lingkungan, dimana berlangsung proses penguraian limbah cair secara biologi,
proses ini dapat dibedakan atas dua jenis :
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen.
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa hadirnya oksigen.
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen.
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa hadirnya oksigen.
Apabila
BOD air buangan tidak melebihi 400mg/l proses aerob masih dapat dianggap lebih
ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4500 mg/l proses anaerob
lebih ekonomis.