Minggu, 22 November 2015

SIMULASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH PABRIK



Filter air limbah beraneka teknologi, Filter air Elektrokoagulasi dan Bioremediasi merupakan penyaring air limbah yang menjadi solusi di industri atau pabrik anda. Teknologi filter air pengolahan air limbah adalah kunci utama dalam memelihara kelestarian lingkungan. Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair baik yang melalui filter air maupun yang tidak, maka akan dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Penentuan suatu sistem pengolahan air limbah yang tepat terhadap air limbah pabrik/industri terkait erat dengan informasi komposisi dan karakteristik dari air limbah terlebih dahulu. Karena itu, macam-macam industri dan karakteristik limbah menjadi penting untuk dipaparkan dalam kaitan dengan teknologi filter air pengolahan air limbah dari industri, prinsip dasar pemilihan teknologi yang tepat, dan contoh sistem pengolahan limbah pada beberapa jenis industri.

Hasil gambar untuk SIMULASI AIR LIMBAH PABRIK

TEKNOLOGI ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


1.      Proses Elektrokoagulasi

      Salah satu Filter air limbah dapat menggunakan proses elektrokoagulasi merupakan gabungan dari proses elektrokimia dan proses flokulasi-koagulasi. Proses ini dapat menjadi pilihan metode pengolahan limbah radioaktif dan limbah B3 cair fase air alternatif mendampingi metode-metode lain yang telah dilaksanakan. Kelebihan proses filter air dengan teknik elektrokogulasi ini untuk mengolah limbah cair adalah tidak adanya penambahan bahan kimia. Elektrokoagulasi secara teknis dapat digunakan untuk proses pengolahan limbah efluen hasil pengolahan limbah B3 cair karena mampu mereduksi kontaminan dalam limbah diatas 90%. Kondisi terbaik dicapai pada kuat arus 5 Ampere, waktu operasi elektrokoagulasi kontaminan selama 120 menit, yaitu memberikan efisiensi elektrokoagulasi kontaminan.

2.      Filter air limbah teknologi bioremediasi dengan sistem tanaman air

Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini yang media tumbuhnya adalah perairan. Penyebarannya meliputi perairan air tawar, payau sampai kelautan dengan beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya jika memperlihatkan sifat dan posisi hidupnya di perairan tanaman air dapat dibedakan dalm 4 jenis yaitu : tanaman air yang hidup pada bagian perairanan disebut marginal aquatic plant; tanaman air yang hidup pada bagian perairan disebut floating aquatic. Tanaman air yang hidup melayang didalam perairan disebut submerge aquatic plant ; dan tanaman  air yang tumbuh pada dasar peraiaran disebut the deep aquatic plant. Filter air bioremediasi dengan simulasi tanaman air dapat meningkatkan kualitas limbah industri / pabrik yang meliputi kualitas fisik, kimia dan mikro biologis parameter. Parameter limbah yang diuji mengalami peningkatan kualitas dari kondisi yang tidak memenuhi syarat menjadi memenuhi syarat sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Komposis tanaman air dan pengeceran limbah berinteraksi dalam memberikan efek terhadap peningkatan kualitas limbah pabrik / industri pada proses bioremediasi. Efek bioremediasi yang optimal terjadi pada percobaan yang menggunakan 4 jenis tanaman air yaitu Mendong (Irissaibirica), teratai (Nymphae firecrest), Kiambang (Spirodella polyrhiza) dan Hidrilla (Hydrilla verticillata). Kualitas air limbah pabrik / industri yang telah melalui proses bioremediasi dengan simulasi tanaman air pada umumnya telah memenuhi syarat untuk dilepas ke lingkungan, baik ditinjau dari kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi.

3.      Pengolahan air limbah pabrik/industri secara biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan praktis. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode filter air limbah biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan air limbah pabrik/industri secara biologi dapat dibedakan secara 2 jenis yaitu :

a.      Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reactor)

Didalam reactor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reactor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya antara lain oxidation ditch dan kontak stabilisasi. Oxidation ditch memiliki beberapa kelebihan yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85-90 % (dibandingkan 80-85 %) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90-95 %), kontak stabilisasi memiliki kelebihan yang lain yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses adsorbsi dalam tangki kotak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan filter air pre-treatment.

b.      Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reactor)

Dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini antara lain trickling water filter, cakram biologi, filter air terendam dan reaktor fludisasi. Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan, dimana berlangsung proses penguraian limbah cair secara biologi, proses ini dapat dibedakan atas dua jenis :
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen.
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa hadirnya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400mg/l proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4500 mg/l proses anaerob lebih ekonomis.